BAB
2
- Mitos Bisnis Amoral
Mitos Bisnis Amoral itu sendiri adalah mitos atau ungkapan
yang menggambarkan bahwa antara bisnis dengan moralitas atau etika tidak ada
hubungannya sama sekali. Kenapa terjadi demikian? Umpama-kan bisnis sebagai
‘anda bemain judi di Las Vegas ’
pastinya anda menghalalkan segala cara untuk menang bukan?termasuk menipu
lawan-lawan anda. Namun mitos ini tidak sepenuhnya benar, Kenapa demikian? Bagi
pebisnis yang menginginkan bisnisnya lancar dan tahan lama, segi materi
tidaklah cukup untuk menjaganya, mereka butuh pengetahuan, pengalaman yang luas
untuk dapat meraih tujuan tersebut.
1. Bisnis tidak sepenuhnya atau 100% judi
Bisnis
memang mempertaruhkan uang, tapi Itu juga mempertaruhkan nama baik, keluarga
dan lain-lain di luar uang.
2. Bisnis memerlukan strategi yang kokoh
Walaupun
bisnis bisa dibilang sama dengan permainan, tapi permainan ini penuh dengan
perhitungan dan tidak sembarangan sehingga tidak merugikan orang lain bahkan
diri sendiri.
3. Perbedaan antara Legalitas dengan Moralitas
Legalitas
dan Moralitas berkaitan satu sama lain tapi tidak identik. Hukum memang
mengandalkan Legalitas dan Moralitas, tapi tidak semua Hukum dengan Legalitas
yang baik ada unsur Moralitasnya, contohnya Praktek Monopoli.
4. Etika harus dibedakan dari ilmu empiris
Ilmu
empiris ibarat ilmu pasti seperti matematika, suatu kenyataan bisa dijadikan
patokan dalam pembuatan keputusan selanjutnya, namun lain halnya dengan etika,
etika memang melihat kenyataan sebagai pengambilan keputusan dan perbedaannya
terletak pada unsur-unsur pertimbangan lain di dalam pengambilan keputusan.
- Keutamaan Etika Bisnis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis
dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional
di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam
bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan
etos bisnis yang baik.
2. Dalam
persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja
Kepercayaan
konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
3.
Dalam
sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin
kepentingan
dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan
baik dan etis.
·
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
Sasaran yang kedua yaitu untuk menyadarkan masyarakat, khususnya
konsumen, karyawan dan masyarakat luas, akan hak dan kepentingan mereka yang
tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini
etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para
pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan
masyarakat. Etika bisnis mengajak masyarakat luas untuk sadar dan berjuang
menuntut haknya agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh pembisnis.
Pada sasaran ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai
system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam
hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro. Dalam lingkup makro, etika bisnis
berbicara mengenai monopoli,oligopoly, kolusi dan praktek-praktek semacamnya
yang akan sangat mempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan
baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara tersebut. Etika bisnis
menekankan pentingnya kerangka legal-politis bagi praktek yang baik, yaitu
pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yang efektif menjamin
keberlakuan aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa pandang bulu.
·
Prinsip – prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh
perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman
agar memiliki standar baku
yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar
kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan
prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
Prinsip otonomi
Prinsip
otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang
sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi
yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk
pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan
kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
Prinsip kejujuran
Kejujuran
merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan.
Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan,
maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan
tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara
jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa
dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern
dalam suatu perusahaan.
Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip
ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran
yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
Prinsip keadilan
Perusahaan
harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis.
Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang
sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional
obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya
menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat
jahat dan prinsip keadilan.
·
Prinsip Utama Etika Bisnis
Prinsip
utama menjaga etika bisnis adalah harus menjadi pebinis yang baik. Prinsip moral
menjadi orang baik itu banyak. Banyak yang menjadi kesepakatan umum, Artinya,
yang memenuhi prinsip moral untuk komunitas yang lebih besar. Dalam dunia
bisnis, ada beberapa prinsip moral utama agar menjadi pebisnis yang baik.
·
Etos Kerja
Apa pengertian etos kerja? Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal
dari bahasa Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau
menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos punya
arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang.
Pada Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos
didefinisikan sebagai kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan
yang berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos
pada dasarnya adalah tentang etika.
·
Realisasi Moral Bisnis
Tiga pandangan yang dianut, yaitu:
a. Norma etis berbeda antara satu
tempat dengan tempat yang lain.
b. Norma sendirilah yang paling
benar dan tepat.
c. Tidak ada norma moral yang
perlu diikuti sama sekali.
·
Pendekatan-pendekatan Stocholder
a. Kelompok primer
Yaitu pemilik modal, saham,
kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
b. Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah setempat,
pemerintah asing, kelompok social, media massa ,
kelompok pendukung, dan masyarakat.
bisnis.html
Keraf, A. Sonny. 2005. Etika
Bisnis. Edisi Baru Cetakan Ke-9.
Kanisius: Yogyakarta .
dianavia.blogspot.com/2011/10/prinsip-prinsip-etika-bisnis.html
caeciliaajah.wordpress.com/2012/11/07/prinsip-etika-bisnis/
http://sherlyvanleun.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis.html
No comments:
Post a Comment