BAB 3
- Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Utilitarianisme
berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah,
atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan
terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis
pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme
merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang
berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah
yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya
perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Prinsip
Utilitarianisme merupakan sebuah prinsip moral yang menganggap benar suatu
tindakan apabila mampu menekan biaya sosial dan memberikan keuntungan sosial
lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya, namun ini tidak berarti
tindakan yang benar adalah tindakan utilitas paling besar bagi orang yang
melakukan tindakan tersebut. Tetapi, suatu tindakan dianggap benar jika
menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh
tindakan tersebut.
- Nilai Positif Etika Utilitarianisme
a) Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan
oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang
mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita persoalkan keabsahannya.
b) Dalam kaitannya dengan itu,
utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang
dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya
ketiga criteria objektif dan rasional tadi.
c) Universalitas,
yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama
menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme
justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak
orang.
- Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
Pertama,
etika utilitarianisme digunakan sbg proses untuk mengambil keputusan,
kebijaksanaan atau untuk bertindak.
Kedua,
etika utilitarianisme sebagai standar
penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
- Analisa Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits
yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
b. Analisis
keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang. Dalam analisis
ini perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan kerugian disini
tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral.
c. Analisis
keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang. Benefits yang menjadi sasaran
utama semua perusahaan adalah long term net benefits.
- Kelemahan Etika Utilitarianisme
- Manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit
- Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
- Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
- Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
- Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya.
- Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
sistem-bisnis.html
etika-utilitarianisme-dalam-bisnis/
utilitarianisme/
dalam-bisnis/
No comments:
Post a Comment